Tuesday 4 September 2012

Cheng Ho, Laksamana Muslim dari Tiongkok

Do you want to share?

Do you like this story?

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Christopher Columbus seorang penjelajah dan pedagang asal Italia berhasil mengarungi Samudra Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tahun 1492. Lalu Vasco da Gama seorang penjelajah berkebangsaan Portugis berhasil menemukan jalur laut dari Eropa ke India dengan mengelilingi benua Afrika, tiba kembali di Portugis tahun 1499. Kemudian Fernando de Magelhaens penjelajah asal Spanyol berhasil sebagai orang Eropa pertama yang mengarungi Samudra Pasifik, dan tiba kembali di Spanyol tahun 1522.

Ketiga penjelajah itu tidak dapat dipungkiri adalah para pelaut hebat, dan kita mengenalnya dengan baik. Karena semuanya ada dalam buku pelajaran sejarah yang wajib dipelajari di sekolah-sekolah negeri ini. Tapi tahukah kita, bahwa sesungguhnya ada seorang penjelajah yang jauh lebih hebat? Ia adalah Laksamana Cheng Ho, seorang Muslim Tionghoa yang hidup sekitar 600 tahun lalu.

Sepanjang hidupnya, Cheng Ho melakukan petualangan antar benua selama 7 kali berturut-turut dalam kurun waktu 28 tahun (1405-1433). Tak kurang dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika pernah disinggahinya. Antara lain: Vietnam, Taiwan, Malaka, Sumatra, Jawa, Sri Lanka, Persia, Teluk Persia, Arab, Laut Merah, Mesir hingga Selat Mozambik. Pelayarannya lebih awal 87 tahun dibanding Columbus.

Juga lebih dulu dibanding bahariwan dunia lainnya seperti Vasco da Gama yang berlayar dari Portugis ke India tahun 1497. Fernando de Magelhaens yang merintis pelayaran mengelilingi bumi pun kalah duluan 114 tahun.

Ekspedisi Cheng Ho ke Samudera Barat, sebutan untuk lautan sebelah barat Laut Tiongkok Selatan, mengerahkan armada raksasa. Pertama mengerahkan 62 kapal besar dan belasan kapal kecil yang digerakkan 27.800 ribu awak. Pada pelayaran ketiga mengerahkan kapal besar 48 buah, awaknya 27 ribu. Sedangkan pelayaran ketujuh terdiri atas 61 kapal besar dan berawak 27.550 orang. Bila dijumlah dengan kapal kecil, rata-rata pelayarannya mengerahkan 200-an kapal. Sementara Columbus, ketika menemukan benua Amerika hanya mengerahkan 3 buah kapal dan sebanyak 88 awak.

Kapal yang ditumpangi Cheng Ho disebut “kapal pusaka” merupakan kapal terbesar pada abad ke-15. Panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 m) dan lebar 18 zhang (56 m). Lima kali lebih besar daripada kapal Columbus. Menurut sejarawan, JV Mills kapasitas kapal tersebut berkisar 2500 ton. Model kapal itu menjadi inspirasi bagi petualang-petualang sesudahnya serta pelayaran modern di masa kini. Desainnya bagus, tahan terhadap serangan badai, serta dilengkapi teknologi yang saat itu tergolong canggih seperti kompas magnetik.

Siapakah sesungguhnya Cheng Ho?

Ceng Ho nama aslinya Ma Ho, dilahirkan di desa He Dai kabupaten Kunyang provinsi Yunnan. Dari marga Ma, suku Hui yang mayoritas beragama Islam. Ia berasal dari keluarga yang kakek buyutnya beragama Islam. Ayah Ceng Ho bernama Ma Hazhi (Haji Ma), seorang pelaut. Ia mempunyai lima orang saudara, satu laki-laki dan empat perempuan.

Pada tahun kelahirannya, kaisar pertama dinasti Ming sedang berusaha mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mempersatukan kembali Tiongkok setelah dinasti sebelumnya dinasti Yüan atau Mongol (1279-1368) runtuh. Walaupun kaisar bisa dikatakan sudah menguasai keadaan, namun belum seluruh daratan Tiongkok berhasil disatukan, dan Yünnan termasuk salah satu daerah yang dengan gigih terus mempertahankan kemerdekaannya, tidak bersedia tunduk pada kekaisaran Ming. Baru pada tahun 1382 ketika Cheng Ho berusia 11 tahun tentara Ming berhasil menaklukkan Yünnan. Semua anak-anak ditawan dan dibawa ke Nanjing. Disana semua anak-anak dikebiri, termasuk Cheng Ho. Sehingga pada usia 12 tahun ia sudah menjadi seorang kasim atau dalam bahasa Tiongkok disebut Thai Chien.

Cheng Ho mengabdi pada putra mahkota Zhu Di. Putra keempat kaisar, Zhu Yuanzhang, kaisar pertama dari dinasti Ming. Selama mengabdi pada putra mahkota Zhu Di, ia senantiasa memanfaatkan segala fasilitas untuk banyak membaca dan berlatih bertempur. Karena ketekunannya, hingga ia bisa ikut bertempur.
Suatu ketika timbul persilisihan antara putra mahkota Zhu Di dengan penguasa pusat dinasti Ming, yaitu kaisar Zhu Yunwen. Maka perang tak terhindarkan, sehingga kaisar Zhu Yunwen dapat digulingkan oleh putra mahkota Zhu Di. Selama peperangan berlangsung Cheng Ho selalu mendampinginya, ia senantiasa menunjukan prestasi yang luar biasa.

Karena prestasi dan pengabdiannya, maka Cheng Ho diangkat menjadi kepala kasim. Kemudian pada awal abad ke-15 ketika kaisar Zhu Di merencakan untuk melakukan pelayanan ke Samudra Barat guna memajukan persahabatan dan memelihara perdamaian dengan kerajaan-kerajaan di luar Tiongkok. Ia memilih Cheng Ho sebagai panglima untuk memimpin pelayanan tersebut.

Menurut catatan sejarah, Cheng Ho adalah muslim yang taat. Ia giat memajukan penyebaran agama Islam di Tiongkok maupun di negeri-negeri yang disinggahinya. Karena sejak kecil ia telah dibekali pendidikan Islam dengan baik. Kemudian berada dalam lingkungan keluarga yang taat dalam menjalalankan perintah agama. Sehingga keislamannya pun tidak lagi dapat diragukan.

Bulan Ramadhan adalah masa yang sangat ia tunggu-tunggu. Pada tahun 1411 sesudah pelayarannya yang ke-3, pejabat di istana Beijing ini menyempatkan mudik ke kampungnya, Kunyang, untuk menziarahi makam ayahnya. Dan ketika Ramadhan tiba, Cheng Ho lebih memilih berpuasa di kampungnya yang nampak selalu semarak. Dia tenggelam dalam kegiatan keagamaan sampai Idul Fitri tiba.

Setiap kali berlayar, banyak awak kapal beragama Islam yang turut serta. Sebelum melaut, mereka selalu melaksanakan shalat jamaah. Beberapa tokoh Muslim yang pernah ikut adalah Ma Huan, Guo Chongli, Fei Xin, Hassan, Sha’ban, dan Pu Heri. “Kapal-kapalnya diisi dengan prajurit yang kebanyakan terdiri atas orang Islam,” tulis HAMKA.

Ma Huan dan Guo Chongli yang fasih berbahasa Arab dan Persia, bertugas sebagai penerjemah. Sedangkan Hassan yang juga pimpinan Masjid Tang Shi di Xian (Provinsi Shan Xi), berperan mempererat hubungan diplomasi Tiongkok dengan negeri-negeri Islam. Hassan juga bertugas memimpin kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rombongan ekspedisi, misalnya dalam melaksanakan penguburan jenazah di laut atau memimpin shalat hajat ketika armadanya diserang badai.

Kemakmuran masjid juga tak pernah dilupakan Cheng Ho. Tahun 1413 ia merenovasi Masjid Qinging (timur laut Kabupaten Xian). Tahun 1430 memugar Masjid San San di Nanjing yang rusak karena terbakar. Pemugaran masjid mendapat bantuan langsung dari kaisar.


Sumber: Muslim Tionghoa Cheng Ho, Prof. Kong Yuanzhi

YOU MIGHT ALSO LIKE

0 comments:

Post a Comment

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)