Sunday, 1 April 2012

Dosa Ekologis dalam Perayaan Earth Hour

Do you want to share?

Do you like this story?

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Just another volunteer, proud to be volunteer. @iaas_unpad @IAAS_Indonesia @ypbbbdg @idDKP @AsiaAfricaYouth @AsiAfricaMuseum


OPINI | 01 April 2012 | 10:37 Dibaca: 6   Komentar: 0   Nihil

Tadi malam, perayaan Earth Hour digelar secara serempak di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia yang dengan bangganya dirayakan oleh 26 kota besar. Bandung, salah satu dari kota tersebut yang merayakan Earth Hour. Emang apa sih Earth Hour? Earth Hour adalah kampanye yang awalnya digerakkan oleh World Wide Fund (WWF) dan kemudian menjadi kampanye global yang digerakkan secara masif. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk mengajak masyarakat mulai bijak dalam menggunakan energi. Simbolisasi yang hanya dirayakan 1 jam ini (mulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat setiap tanggal 31 Maret) ini diharapkan menjadi gaya hidup untuk seterusnya.

Berbicara tentang kegiatan Earth Hour di Bandung yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas lingkungan di Bandung. Acara yang sudah disiapkan semenjak kurang lebih satu bulan lalu ini bisa dibilang kurang tepat sasaran, lebih jelasnya misi untuk menularkan gaya hidup bijak energi tidak sepenuhnya sampai ke target audiens. Acara dimulai dari pagi hari di Balai Kota Bandung dengan menggelar yoga bersama, lalu dilanjutkan sorenya dengan memulai kegiatan inti. Banyak sekali fenomena yang muncul dari kegiatan tersebut.

Fenomena yang pertama kali yang penulis lihat adalah tempat sampah yang ternyata adalah tempat sampah yang sama seperti yang pernah penulis lihat di acara Keuken Bandung.Tempat sampah dengan dua kategori pemisahan, organik dan non organik. Penulis saat itu berpikir bahwa ini acara lingkungan dan disediakan tempat sampah dengan pemisahan yang sesuai dan kondisinya setidaknya akan ada pemisahan sampah. Aman. Namun Tuhan berkehendak lain. Apresiasi buat panitia penyelenggara yang sudah bersusah payah menyediakan tempat sampah ini :)

13332469161716919054 Tempat sampah yang disediakan panitia (Sebelum)

13332471321719899570 Tempat sampah yang sudah diisi sampah (Sesudah)

Fenomena kedua adalah konsumsi panitia. Salut ama panitia yang bisa menyediakan konsumsi panitia dalam kemasan yang bisa dipakai ulang (baca:misting). Mengusahakan hal seperti ini tidak mudah lho, dananya pasti besar. Eh, tapi ada sendok bebek plastik yang sekali pakai nongol.

13332475171125174284 Konsumsi panitia

Fenomena selanjutnya adalah konsumsi untuk tamu undangan. Gaya pisan ini mah karena konsumsinya spesial dari salah satu hotel milik kakeknya Paris Hilton. Kemasannya eksklusif, tapi tidak zero waste. Kalo penulis yang mendapatkan ini, bisa jadi kotak dusnya dipake buat dirumah, bagus dan sepertinya cukup awet untuk disimpan.

13332477461665348283 Konsumsi tamu undangan

Fenomena lainnya adalah konsumsi pengunjung. Konsumsi yang disajikan adalah makanan khas Sunda. Ada awug, kue lapis, dan lain sebagainya. Alih-alih mengurangi sampah dengan menyajikannya di atas nampan (tidak dibagikan dalam dus kecil), makanan tersebut diselubungi plastik-plastik kecil maupun besar. Bahkan ada beberapa orang, atau mungkin hampir semua, menggunakan brosur, yang bahkan isi dari brosur adalah informasi mengenai energi yang disediakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jabar, sebagai alas makanannya dan kemudian dibuang (seperti dilihat di tempat sampah pada gambar sebelumnya). Sangat disayangkan sekali.

1333248097276489499 Konsumsi yang disediakan untuk pengunjung

1333248226169527331 Konsumsi yang disediakan untuk pengunjung

13332483201663526462 Salah satu pengunjung menggunakan brosur sebagai alas makanan

Fenomena yang lebih menghebohkan adalah banyak orang yang nyampah, buang sampah sembarangan. Padahal tempat sampah yang disediakan banyak dan menyebar di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau. Kalo udah kebiasaan memang susah, tapi percuma aja kalo tidak ada usaha untuk mengubah kebiasaan buruk itu.

1333248666733258928 Sampah dimana-mana

1333248726481399616 Sampah dimana-mana

13332487761538087486 Lihatlah bagian yang dilingkari, sampah memang dimana-mana

Fenomena lain adalah konsumsi panitia dan komunitas untuk malam, memakai dus. Penulis tidak sempat melihat isinya, padahal penulis mendapatkan kupon untuk ditukarkan dengan konsumsi tersebut.

13332493091858315650 Lihat bagian yang dilingkari, konsumsi untuk panitia dan komunitas

Fenomena lain yang agak memprihatinkan adalah misi untuk menyebarkan gaya hidup bijak energi yang menurut penulis tidak tepat sasaran. Betapa tidak, suguhan acara yang disusun lebih banyak ke hal-hal untuk hiburan semata. Sebagai contoh, stand up comedy. Akan lebih bermanfaat jika acara tersebut disuguhkan pada acara-acara yang tujuannya memang untuk hiburan. Namun, ini acara lingkungan dan parahnya lagi bahasa yang dilontarkan stand up comedian tersebut cukup vulgar dan mengumbar, maaf, seksualitas. Saya pikir banyak anak kecil yang diajak oleh orang tua mereka untuk menyaksikan perayaan Earth Hour. Banyak lagi suguhan acara lain yang kurang tepat sasaran, seperti penampilan musik, dan lain sebagainya. Pesan yang hendak disampaikan nyaris tidak terdengar.

Solusinya apa? Penulis sudah pernah mengungkapkan hal ini di artikel sebelumnya. Bisa dilihat disini.

Meski demikian, penulis mengapresiasi panitia penyelenggara yang bersemangat dan bersusah payah menyelenggarakan acara ini. Alangkah lebih baiknya untuk mengajak komunitas bukan hanya meramaikan acara, tetapi juga mengajak mereka untuk menyusun strategi membuat kegiatan yang memang bisa jadi percontohan untuk membuat acara yang ramah lingkungan. Yuk! Mulai bijak dalam menggunakan energi. Potensi Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan sangatlah besar.

Galeri foto:

13332507231886512033 Bandung Berkebun mengajak anak-anak untuk berkebun

1333250807682340750 Siswa SD Kopo yang memberikan persembahan

13332508871243827756 Siswa SD Kopo yang memberikan persembahan

13332509451642520116 Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, mendukung gerakan Earth Hour

13332510031253127632 Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, mendukung gerakan Earth Hour

13332510661526136299 Penampilan kolaborasi Rumah Musik Harry Roesli dan Komunitas Parkour

Penulis,

Rahyang Nusantara

Hanya ingin mengungkapkan apa yang ada dipikirannya saat ini. Berharap bisa menjadi bahan evaluasi bersama.


View the original article here


YOU MIGHT ALSO LIKE

0 comments:

Post a Comment

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)