Sunday, 1 April 2012

Demo Anti Kenaikan Harga BBM. Cape Deeh.

Do you want to share?

Do you like this story?

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Bad news is good news dimanfaatkan betul oleh semua media (cetak, radio, tv, multimedia) untuk menggaet sambil mengaduk-aduk emosi pemirsa. Demostrasi yang dilakukan oleh beberapa ratus (atau ribu) orang di sejumlah kota ditayangkan berulang-ulang. Tanpa malu sebuah stasiun TV membuat suatu segmen yang rada dramatis  ditayangkan berulang-ulang (berputar terus) sehingga dapat memberikan kesan bahwa peristiwa itu berlangsung lama.

Demo ini menghabiskan biaya, dan tidak produktif. Konon sponsor demo di Jakarta memberi honor Rp. 100 ribu per orang, plus makan dan minum. Negara harus membiayai operasi polisi dan membayar harga setiap peluru dan tabung gas air mata yang ditembakkan, plus BBM kendaraannya. Pagar, kantor, kendaraan yang dirusak, semuanya jadi kerugian.

Demo lebih merupakan saluran pelampiasan nafsu angkara murka para pesertanya, dan tak menampakkan kecerdasan.

Sekarang saya ingin melampiaskan prasangka buruk saya kepada para sponsor demo.

Sponsor demo ini tentulah kelompok yang memiliki dana besar, dan agenda tertentu. Kelompok ini sama sekali tidak akan mengalami kesulitan, baik dengan kenaikan harga BBM tersubsidi, maupun dengan dampak lanjutannya (kenaikan harga-harga dan inflasi). Meraka sehari-hari tidak menggunakan PREMIUM untuk kendaraan mereka, karena langganannya adalah Shell Super Extra atau Total 95 atau yang lebih tinggi.

Sementara itu bukan rahasia lagi masyarakat sedang muak dengan kebobrokan aparat pemerintah, yang tampak dari kesibukan dan ketakberdayaan KPK menghadapi mega korupsi berjamaah.

Inilah kesempatan bagi sponsor demo untuk mulai menggelar agenda politik, dengan memanipulasi perasaan masa dan menggerakkan sejumlah orang yang emosi dan nafsu merusaknya memang perlu disalurkan (para pendemo).

Dalam sebuah talk-show seorang pemuka agama menyatakan keberpihakkan kepada para pendemo, yang dinilai sedang mengingatkan pemerintah akan kurangnya atau bahkan tak adanya keadaban para pemimpin. (Saya tak menemukan kata keadaban dalam KBBI. Saya kira yang dimaksudkan oleh pemuka agama ini pastilah kata adab yang diberi awalan ke dan akhiran an). Sang romo tidak mempersoalkan adanya sponsor dalam demo, dan berprasangka baik saja kepada para pendemo, dan beranggapan para pendemo sedang mewakili perasaan seluruh rakyat Indonesia.

Sementara demo berlangsung, para politisi, pahlawan kesiangan, dan para oportunis di dalam gedung DPR berunding dan melakukan lobi-lobi sesama mereka untuk mengambil keputusan naik atau tidak harga BBM tersubsidi. Mereka merasa sedang menjalankan tugas negara yang mulia, untuk menyelamatkannegara dari kekacauan. Sebagian dari mereka adalah sponsor demo. Ribut-ribut di luar gedung DPR dan disejumlah tempat di beberapa kota harus  dianggap sebagai bencana. Sementara itu 99% rakyat Indonesia yang tak ikut demo tak perlu diperhitungkan. Mereka tak punya suara dan tak ikut dalam pengambilan keputusan.

PERBANDINGAN  HARGA

Bensin oktan 92 di Australia A$ 1,50 per liter, di Singapura  S$ 2,00 per liter, di Indonesia Rp. 9.650 per liter.

Tak ada bensin oktan 88 di Australia maupun Singapura.

SITUASI MINYAK BUMI DI INDONESIA

Produksi total minyak bumi di Indonesia 900.000 barel per hari. Dikurangi biaya produksi dan bagian perusahaan penambang 250.000 barel per hari, maka milik negara tinggal 650.000 barrel per hari.

Taruhlah seluruhnya dimasak di dalam negeri, hasilnya  kira-kira 600.000 barel BBM.

HASIL PENJUALAN HARIAN BBM MINYAK BUMI DALAM NEGERI

Kalau biaya pengilangan adalah Rp. 1.500 per liter, maka 600,000 barel BBM ini ( 96 juta liter) kalau  dijual dengan harga Rp. 4.500 per liter saja ,  negara akan  mendapat pemasukan sebanyak  Rp. 4.500 x 96 juta liter = Rp 432 milyar per hari.

HASIL PENJUALAN HARIAN BBM MINYAK BUMI IMPOR

Tetapi kapasitas kilang di Indonesia itu 1 juta barrel per hari. Agar kilang bekerja penuh, maka perlu mengimpor 350.000 barel lagi minyak mentah. Kalau harganya Rp 900.000 per barel, ini sama dengan pengeluaran  Rp. 315 milyar per hari. Biaya pengilangan 350.000 x 1.500 = Rp. 525 milyar. Total biaya 315 + 525 = Rp. 840 milyar per hari.

BBM yang dihasilkan dari 350.000 barel minyak mentah impor ini kira-kira 320.000 barel BBM, atau 51,2 juta liter. Pada harga Rp. 4.500 per liter, diperoleh Rp. 230,4 milyar

Rugi: 840-230,4= Rp. 609,6 milyar

HASIL PENJUALAN HARIAN BBM  IMPOR

Total konsumsi BBM di Indonesia adalah 1,2 juta barrel perhari. Jadi masih harus mengimpor lagi dalam bentuk BBM sebanyak 200.000 barrel. Kalau harga BBM Rp. 1.350.000 per barel, ini berarti pengeluarn lagi sebesar  Rp. 270 milyar per hari.

BBM impor ini dijual dengan harga RP. 4.500 per liter.

200.000 barel sama dengan 32.000.000 liter. Diperoleh 32jt liter x Rp 4.500/liter  = Rp. 144 milyar.

Rugi: 270-144 = Rp. 126 milyar.

TOTAL KEUNTUNGAN PENYEDIAAN BBM PER HARI

432-609,6-126 =- Rp. 303,9  milyar. Tapi angkanya negatif, jadi ini adalah biaya yang harus dikeluarkan (bukan pemasukan yang diperoleh) oleh negara.

Perhitungan di atas dengan asumsi hasil penjualan Pertamax dan Pertamax plus sangat tak bermakna.

Jadi negara ini memang merugi dalam pengadaan BBM. Tetapi keadaan ini juga menguntungkan para importir (Minyak mentah maupun BBM).

Demo ini pastilah dibiayai oleh para importir  Minyak Bumi dan BBM yang memasoknya kepada negara (Pertamina).  Ini dugaan awam seperti saya.

Siapa yang diuntungkan dengan naik atau tak naiknya BBM? Ada aja.


View the original article here


YOU MIGHT ALSO LIKE

0 comments:

Post a Comment

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)