Pembunuhan seorang ibu muda Irak-Amerika di pinggiran San Diego telah menjelaskan bahwa ada kenaikan kejahatan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat, The Daily Beast melaporkan pada hari Minggu kemarin (1/4).
"Kami telah melihat adanya peningkatan laporan hanya dalam beberapa bulan terakhir, termasuk beberapa laporan kebencian terhadap pelajar Muslim muda, diskriminasi dalam pekerjaan, dan bahkan pelecehan dipenjara-penjara, dan tidak hanya dengan sesama tahanan tetapi bahkan oleh sipir penjara," kata Hanif Mohebi, direktur Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR) di San Diego.
Source:
"Dan sekarang tragedi ini, yang banyak di alami Muslim di komunitas ini terutama yang memakai hijab."
Shaima Alawadi, seorang ibu 32 tahun yang memiliki 5 anak, ditemukan tak sadarkan diri pada tanggal 21 Maret di ruang tamu rumah mereka di El Cajon di San Diego County. Tiga hari kemudian, ia dinyatakan meninggal setelah dokter berusaha menyelamatkan nyawanya.
Polisi mengatakan bahwa kejahatan rasial xenofobia menjadi landasan penyerangan setelah catatan kebencian ditemukan di samping tubuh ibu Irak ini.
Mempertimbangkan pilihan lain, kejahatan rasial tetap kemungkinan yang tertinggi, menunjuk pada sejarah kekerasan dan intimidasi terhadap komunitas Muslim lokal.
"Mungkin ini bukan kejahatan rasial semata. Tapi saya punya beberapa kasus tentang kejahatan kebencian, "kata Besma Coda, dari Culture Adviser for Chaldean-Middle Eastern Social Servicesdi di El Cajon, kepada Reuters, Sabtu lalu.
Pada kuartal pertama 2012, jumlah insiden permusuhan terhadap Muslim di dalam dan di sekitar San Diego hampir sama dengan jumlah total insiden di 2011, menurut Mohebi.
Ada lompatan besar dalam kejahatan kebencian terhadap Muslim setelah serangan 11 September 2001, namun jumlah tersebut mereda selama pertengahan dekade 2005-an.
Kejahatan kebencian sedang meningkat lagi, mencapai 186 pelanggaran yang terpisah pada tahun 2010, tertinggi dalam lima tahun, data FBI menunjukkan.
Pembunuhan terbaru dari seorang ibu Irak adalah yang terbaru dalam serangkaian meningkatnya kejahatan kebencian anti-Muslim di daerah San Diego, warga Muslim lokal mengatakan.
Permusuhan di daerah San Diego terhadap umat Islam adalah "benar-benar lebih buruk sekarang bahkan setelah serangan 9/11," pengacara Randy Hamud, seorang muslim kelahiran Amerika dan anggota Dewan Penasehat Arab-Amerika untuk San Diego mengatakan kepada Daily Beast.
Memberikan contoh kejahatan anti-Muslim, seorang sopir taksi San Diego menyerang seorang pria Muslim yang sedang shalat di dekat sebuah taman lokal tahun lalu sambil meneriakkan "Dasar tolol Anda, kembali ke tempat asalmu".
Serangan lain terjadi ketika seorang wanita berjilbab diturunkan dari Southwest Airlines di San Diego International Airport dan sang kapten pesawat menyatakan dirinya merasa tidak nyaman jika ada wanita berjilbab itu di penerbangan.
Secara nasional, jumlah kelompok kebencian anti-Muslim tiga kali lipat menjadi 30 di tahun 2011, menurut laporan terbaru oleh LSM HAM.
Namun Muslim di San Diego merasa sangat prihatin meningkatnya serangan terhadap komunitas mereka.
Hamud percaya serangan-serangan ini lebih berkaitan dengan perang di Afghanistan dan Irak daripada karena serangan teror itu sendiri.
"Ini adalah kota dan kabupaten militer, dengan beberapa pangkalan militer, dan saya pikir intoleransi adalah efek sisa perang yang telah berlangsung begitu lama," katanya menambahkan.(fq/oi)
Jakarta Islamic School (JISc) telah berdiri sejak Mei 2003, dan saat ini menerima murid mulai dari pre-school (PG dan TK), primary (SD), secondary (SMP) dan high school levels (SMA). JISc menawarkan …
RSS Feed
Twitter
Facebook
0 comments:
Post a Comment